Friday, November 5, 2010

pelajaran hidup

manusia itu merugi kalau selalu berpikir tentang penyesalan hidupnya tanpa mensyukuri apa yang sebenarnya telah ia dapatkan. bahkan manusia itu sangatlah merugi jika tidak merasakan keberadaan orang-orang yang sangat perhatian serta menjaganya. mungkin manusia yang saya paparkan ini adalah saya. entah sudah berapa banyak hal yang saya hiraukan hanya karena memikirkan emosi dalam hati, entah sudah berapa banyak nasihat dari kawan-kawan saya hanya karena masalah sepele, dan entah sudah berapa kali saya tidak merasakan keberadaan teman-teman saya yang sangat perhatian ini.

memang bodoh kalau saya coba mengingat apa yang saya lalui dalam beberapa minggu ini. menelantarkan sebagian kewajiban pun menjadi salah satu pengalihan perhatian dari masalah hati ini. ya, dan pada akhirnya memang tidak ada gunanya. dan yang saya lakukan serta saya pikirkan selama beberapa hari ini pun terasa tidak ada untungnya, bahkan semakin lama saya semakin rugi, baik dalam waktu, pikiran, hati, dan yang lainnya. 

ada sebuah percakapan dengan ayahanda tercinta yang cukup membuka pikiran saya mengenai makna hidup,

papa: "ade, coba belajar, cari tau, apa sih hidup ini.."
saya: "mm.. iya pa,."
papa: "dalam hidup itu, coba dipikirkan dengan akal, tentukan dengan hati apa yang benar dan salah.."
saya: "....."
papa: "ade sekarang uda kuliah kan.. coba dipahami buat apa ade hidup.."
saya: "..... iya pa.."
papa: "manusia itu hidup tergantung jalannya.."
saya: "....mmm.."
papa: "sama dengan kedewasaan.. dewasa itu nanti ade bisa dapatkan ko, bukan dicari.. dewasa itu bagaimana kita bisa mengontrol hati dan pikiran"
saya: "....."
papa: "pokoknya papa ga mau mendoktrin ade, biar ade yang cari tau sendiri.."
saya: "iya pa.."

ya, begitulah sebagian besar percakapan yang menurut saya sudah memberikan arti yang cukup mendalam dalam otak saya. pelajaran hidup itu memang sangat dibutuhkan, pelajaran dalam mengontrol emosi dan pikiran. ya itulah inti kehidupan. hal inilah yang masih belum bisa saya capai. mungkin saya masih berada dalam perjalanan menuju bagian hidup itu, hidup sebagai manusia dewasa dengan pemikiran serta emosi yang dapat terkontrol dengan baik, sehingga saya tidak merasa rugi dalam hidup dan juga bisa menikmati serta mensyukuri apa yang sudah saya dapat saat ini. saat ini saya dikelilingi oleh orang-orang yang perhatian dan menyayangi saya dengan ikhlas sepenuh hati. dan saya pun tersadar, betapa bodohnya saya karena sudah merasakan kesendirian di tengah keramaian yang sesungguhnya hanya bagian kecil dari emosi saya yang cukup memakan seluruh pikiran saya selama ini. 

terima kasih semuanya :)

No comments: