Sunday, April 15, 2012

Hello, Goodbye.



selamat dan sukses! begitu kata-kata yang terngiang di satu hari penuh selebrasi, hari wisuda.
alhamdulillah.



mengiyakan yang sudah terjadi dan berlalu berbulan-bulan itu, ternyata, sulit. posisi di mana harus berjiwa besar dan mencoba membuat keadaan nyaman, tapi di satu sisi bertolak belakang dengan kata hati dan pikiran, hingga berakhir dengan kecanggungan, penghindaran dan sedikit keterpaksaan untuk berpapasan. ya, saya belum siap. belum siap untuk berpapasan, berbicara, bahkan melihat pun belum siap. begitulah kisah sedikit kejar-mengejar yang berakhir dengan pilu dan senyum terpaksa di malam selebrasi yang seharusnya diisi dengan penuh kenangan manis dan tidak terlupakan. tapi yasudah. 

hampir 4 tahun ternyata menghadiri malam selebrasi meriah itu. malam di mana saya akan dengan nyaman menikmati berbagai musik yang akan dimainkan dan kemudian bersikap sangat gembira jika ada lagu kesukaan yang dimainkan. sekejap dunia milik sendiri dan beberapa sobat, sahabat, saudara untuk menikmati setiap lagu. tapi tidak untuk malam itu, malam penuh keringat dingin, penuh rasa yang seharusnya tidak ada, dan malam yang sebenarnya memainkan dua buah lagu favorit. sayang, dua lagu terlewati dengan menyanyi sendiri tanpa kawan yang sama-sama menyukai dua lagu itu. damn! 

dua tahun lalu, ada mimpi, mimpi melewati malam selebrasi dengan meriah, gembira, senyum hingga keram, penuh canda tawa bersama dengan sekumpulan kawan-kawan terkasih. tapi sekali lagi, manusia boleh bermimpi, tapi realita memang harus berjalan dengan seharusnya. ya, malam itu tidak sesuai mimpi, tapi bilanglah 180 derajat berbeda. ada tetesan yang mengalir dari pandangan, dan dengan malu-malunya bersembunyi di punggung seorang abang-abang tersayang. terlalu terlarut dengan perasaan, padahal acara begitu meriahnya. hingga ada satu kawan bijak yang menyadarkan, 

"memangnya kalau hidup mati itu harus bareng-bareng?"

yes yes brother. i know, bahwa hidup mati itu tidak bisa diatur. bahkan untuk lulus bersama pun sangat sulit untuk diatur. 

dulu, seorang tetua tersayang pernah bilang, "kalau dulu itu maneh bebal, ga bisa diomongin", dan pada akhirnya sudah tidak bebal. dan dalam sekejap, satu malam, jiwa bebal ini pun keluar, ya, saya pun dengan beratnya mengiyakan apa yang menjadi pemicunya. bego sih memang. dan bebal ini pun sayangnya terlihat dan akhirnya disadari oleh seorang kawan, abang mungkin. i'm sorry for the 'sad face'.

sudahlah, akan saya cukupkan semua keanehan dalam hidup beberapa akhir bulan ini. cukup dengan segala ketegangan dalam hidup sosial akhir-akhir ini. cukup dengan rasa yang terkadang entah nyata atau hanya sebatas kepura-puraan. cukup dengan segala rasa tidak enak, rasa canggung, dan rasa bersalah yang sukses memakan jiwa ceria yang mungkin dulu sempat ada. cukuplah. ternyata ada kata 'lelah' untuk setiap hal.

terima kasih untuk setiap ceritanya,
terima kasih untuk semua pengalamannya,
terima kasih untuk setiap perjalanannya,
terima kasih untuk setiap jiwanya,
terima kasih untuk dua rumah persinggahan,
terima kasih untuk rumah kecil di tenggara sana,
terima kasih..
kakak, abang, adik, saudara, kawan, teman, mentari jingga.




I'm keeping an eye on the future
An eye on the past
And the present in my pocket
Just in case I need a door
Into a brave new world
where all solutions end up with my head
Buried to my neck in sand

Enough bowing down to disillusion
Hats off and applause to rogues and evolution
The ripple effect is too good not to mention
If you're not affected,
you're not paying attention
It's too good not to have an effect

Incubus - Rogues




oiya,  untuk tetua tersayang,
terima kasih untuk kasih sayang 4 tahun ini, semoga berlanjut, amin.
jangan khawatir, karena urang akan memilih hidup berprinsip,
ketimbang hidup penuh kebingungan. hehe. 
dan urang akan mengingat setiap wejangan yang datang,
dan mencoba untuk tidak menolak,
dan semoga ke depannya urang siap untuk segala situasi, :)

No comments: