Tuesday, September 28, 2010

sedikit cerita dari ketinggian
















3 hari 2 malam. sebanyak itulah waktu yang saya habiskan diketinggian yang cukup membuat ujung jari saya terasa beku. ya, akhirnya saya pun pergi ke gunung dengan restu dari orangtua beserta wejangan dari teman yang sayangnya tidak ada yang bisa menemani kepergian mendaki perdana saya saat itu. sedih? ya,, kecewa? ya,, mungkin saya iri melihat teman2 yang lain bersama dengan satu angkatannya. hmm, ya ini lah konsekuensi dari keinginan saya yang tidak tertahankan untuk mencoba seperti apa gunung itu. dan akhirnya sudah terjawab.


awan cerah pun tidak kunjung datang, sinar matahari pun malu untuk bertemu dengan saya, begitulah kondisi cuaca yang saya temui beserta dengan kabut tipis yang menyelimuti langit. dingin? sangat!! semakin ke atas semakin saya mengharapkan ada coklat panas yang terus tersedia di dalam tas. ya, imajinasi saya pun berkembang di saat2 perjalanan. meskipun tidak ada krjadian yang tidak diharapkan, tapi ada banyak hal yang bisa saya ambil. gunung itu berbeda dengan pantai!!! saat perjalanan mendaki pun saya berimajinasi ada pantai dibalik gunung.haha. dan akhirnya saya bertemu denan hujan di pegunungan, dan dinginnya bagaikan diguyur air es dalam kulkas. ah, doa saya tidak terkabul ternyata, hujan pun turun semakin deras. 
  
sampainya di area perkemahan, hanya gelap beserta cahaya senter dari tenda2 yang saya lihat di sana. ini yang saya suka dari gunung, camping!! malam pun berlanjut dengan percakapan haha-hihi dengan kawan2 ditemani kopi beseta minuman hangat lainnya. ahh, saya semakin tidak menyesal pergi sendirian, karena saya tidak sendiri di sana. senang, mungkin bisa dikatakan saya merasa ada bunga yg bermekaran di dalam tubuh saya, saking senangnya dengan situasi di pegunungan.


begitu pula cerita hingga mencapai puncak, cuaca pun benar2 tidak bersahabat ternyata, hujan turun. dan ada yang membuat hati saya sedikit mengganjal saat itu, karena saya terlambat pulang. ya, dan ternyata memang sang bunda mengkhawatirkan anaknya ini di rumah nun ajuh di sana, sedangkan saya sedang menggigil melawan dinginnya hujan. dan tujuan untuk foto2 pun sedikit memudar, karena badan pun tidak sanggup untuk menahan hawa dingin pegunungan.



ya begitulah sedikit cerita beberapa hari yang lalu, ada satu hal yang harus dipegang,

manusia itu boleh berharap, tapi jangan sampai harapan itu membutakan pikiran.





3 comments:

gabriella said...

"mungkin saya iri melihat teman2 yang lain bersama dengan satu angkatannya"

gw pernah ngerasa gini juga han, pas naik slamet, pas sma. sedih rasanya, hahaha. tapi kemaren mah hura" melulu kaan, udah gitu temennya dayat kaga ada yang beres!!

Egie said...

hey nak
ini bukan dengan siapa kau pergi
tapi berjuang dengan siapapun yg menemanimu, hahaha
sory dan selamat de, hahaha

Hanna Fadhila said...

jiaaahh..
@gaby: iya gab, d gunung mah gila2 smua dah..
@aki: iyo ki..dimaapin ku urang..ehehe