Wednesday, March 23, 2011

dignity of a f*****ship

setelah beberapa kali memandangi sebuah kertas yang tertempel di dinding pintu seorang profesor (salah satu dosen yang menginspirasi saya juga sih), baru tadi siang saya memaknai satu persatu kata demi kata, kalimat demi kalimat.

what money can buy?

finery but not beauty
computer but not brain
house but not home
luxury but not culture
bed but not sleep
amusement but not happiness
medicine but not health
acquaintance but not friends
sex but not love

segitulah yang menempel dalam otak yang sekarang-sekarang ini lagi jarang dipake buat ngapal.eheh. duh. makin lama ini kehidupan detik-detik terakhir kuliah ko serasa hidup di gurun kering pengasingan gini ya? haha. entah ada berapa momen yang sudah berlalu tanpa basa basi atau ucapan tegur sapa dan pada akhirnya hanya berujung pada sebuah tengok menengok antara seseorang dengan beberapa orang yang mungkin  isi pikirannya.. (eh, ada lo..) haha. 

tertawalah sambil meringis. sebelum tertawa itu terjerat dalam hukum sanksi.
satu per satu rumah kedua pun sedikit demi sedikit menghilang, bukan menghilang mungkin pudar.
pudar dari pandangan hidup, hidup yang terasa bagai tanpa arah tujuan.
hidup yang mengikis keringkihan langkah kaki yang lemah.
inilah nasib, nasib galau. galau yang bukan cinta.

No comments: