Sunday, February 27, 2011

papa.

bismillah..

mungkin akhir-skhir ini saya lupa aturan, lupa dengan etika, lupa dengan  sopan santun, lupa dengan tata cara hidup, bahkan lupa kewajiban beragama. saya pun lupa untuk apa saya berkelakuan seperti akhir-akhir ini. dan satu lagi yang saya lupa, ternyata saya lupa, selama ini siapa yang menjadi panutan hidup saya selama ini, dan siapa yang selama ini bersabar dengan kelakuan saya ini. beliau ayahanda. saya lupa rasanya bercengkrama dengan sosok ayah ini, saya rindu dengan sosok ayah ini, meskipun baru sejak kuliah saya memahami jalan pikiran ayah ini, dan saya baru tersadar kenapa tidak sejak kecil saya merasa seperti ini. saya baru bisa memahami isi pikiran ayah ini setelah saya tersadar, ternyata pikiran saya dan ayah ini tidak jauh berbeda, apa mungkin gen ayah ini cukup kuat dalam diri saya? mungkin aja.

apa boleh saya memutar waktu? boleh saya meminta untuk menghabiskan banyak waktu dengan ayah ini? baru kali ini saya benar -benar merindukan sosok ayah di rumah. entah mengapa, ayah ini memberikan aura positif di rumah, aura kedamaian, dan aura kenyamanan di dalam rumah. apa saya harus menyusul ayah ke daratan sebrang sana untuk mendapat kedamaian hati? bahkan sebuah deringan telpon genggam yang tidak saya kira, tetap kurang menghabiskan rindu saya pada ayah ini.

"ade gimana kabar? ade sakit?"
"baek pa, ga ko.."
"gimana sama mama? baek2 ma mama ya, mama dr dl kyk gt, mama syg sama ade.."
"mmm..iya pa"
"ada  yg mau dicritain ga sama papa?"
"mm..ga pa"
"yauda kalo ada apa2 kasitau papa ya nak.."

sepertinya Tuhan mendengar doa saya. terima kasih ya Allah. dan untuk kedua kalinya, saya tidak bisa bercengkrama lebih lama dengan ayah ini, karena entah mengapa air mata bercucuran cukup banyak dan saya tidak bisa berkata-kata. saya jadi teringat pertama kalinya menelpon ayah ini, untuk bercerita, tapi pada akhirnya hanya ada isak tangis dan hanya ada kata "pa", dan ayah ini hanya berusaha menenangkan. maaf papa. 


Ya Allah, hamba tau Engkau Maha Mendengar semua doa.

2 comments:

Hanni Harbimaharani said...

smangat hanna sayaaang..
aku juga baru ngerti arti sayangnya ayahku skrg setelah aku serumah lagi..

Hanna Fadhila said...

iya teh hanni..
hehhe, gini namanya rindu.hehe